Aku menginginkanmu, namun aku tidak ingin....
Mungkin kalian akan berpikir kalau aku orang yang plin-plan. Kata-kata diatas sudah cukup jelas sepertinya. Aku juga tidak mengerti dengan maksud dari kalimat itu. Aku hanya merasakannya saja. Seperti tiba-tiba kalimat itu muncul di dalam kepalaku, memintaku untuk menyetujuinya. Kurasa, dia benar.
Sebagian diriku berkata menginginkan seseorang disana, namun disaat yang bersamaan, sisi lain diriku berkata tidak ingin. Seakan berlomba-lomba untuk menyuarakan keinginannya, yang semakin lama membuat perasaanku ingin meledak. Seperti ada sesuatu yang sudah menggunung. Namun aku tidak bisa begitu saja mengeluarkannya. Semua ini tanpa alasan yang pasti. Hanya karena perasaan saja. Yang sepertinya dikarenakan oleh seseorang disana.
Sebagian diriku yang menginginkan orang itu berkata bahwa aku memiliki perasaan terlalu dalam terhadapnya dan sebaiknya jangan terus-menerus dipendam. Lalu sebagian diriku yang lain berkata kalau hal itu mustahil, sudah tidak ada jalan menuju ke arah itu, dan rasanya memang tidak mungkin.
Mungkin memang sudah saatnya aku untuk melupakanmu. Sudah saatnya menghapus semua memori tentangmu. Dan sudah saatnya berhenti berharap akan sesuatu yang lebih darimu. Karena dengan cara itu saja peperangan batin di dalam diriku selesai. Dan dengan begitu aku bisa berpindah haluan dan mencapai tujuanku, tanpa terbebani oleh perasaan-perasaan ini.
Terima kasih sudah repot-repot mengetik setiap kata-kata, terima kasih sudah meluangkan sedikit waktumu untukku, terima kasih sudah membawakanku keripik apel, terima kasih sudah memberiku semangat, terima kasih atas segalanya. Semua itu sangat manis.
Di Kamarku - 23.11. Ditemani Naif yang sedang menyanyikan Posesif-nya untukku seorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar