Tak sengaja, kemarin aku membaca ulang sms-sms darimu, yang sangaaaat banyak. Aku tak mengira kalau banyak sekali hal-hal yang sudah kita bagi. Dari hal-hal yang penting sampai yang tidak penting. Dari yang menyenangkan sampai yang menyedihkan.
Hmmm... itu semua sudah terjadi selama 4 bulan, dari bulan Agustus sampai bulan ini. Bahkan saat itu, puasa selama 1 bulan pun tidak terasa, tiba-tiba kita sudah bertukar ucapan lebaran saja, dan kita bertukar oleh-oleh dari kampung halaman kita masing-masing. Kalau boleh tahu, apa rasa keripik apel memang seperti itu ya? Soalnya di lidahku terasa seperti rumput laut, dan kau tahu sendiri lah kalau aku tidak suka rumput laut. Tapi itu tidak masalah, karena aku sangat menghargai usahamu yang lebih dulu mengajakku untuk bertukar oleh-oleh. Karena sebenarnya aku sangat shock saat itu dan kurasa itu benar-benar gila. Aku tidak pernah menyangka nya sebelumnya. Apalagi mengingat kalau saat itu kita tidak terlalu dekat, dan menurutku kamu sangat cuek.
Kembali ke masa sekarang. Tidak banyak berubah, masih seperti dulu. Kita tetap seperti orang bodoh yang diam-diaman, menunggu siapa yang lebih dulu memulai. Dan kalau boleh jujur, aku sangat menikmatinya. Menikmati setiap detik yang berlalu dengan perasaan deg-degan, semangat yang mengalir, dan adrenalin yang selalu ingin meledak setiap kali mata kita saling bertubrukan tanpa sengaja.
Setiap hari, aku selalu berharap bahwa kamu akan sadar tanpa aku beri tahu atau aku tunjukan perasaan itu. Aku bukan perempuan yang berpengalaman dalam masalah ini, jadi tolong jangan paksa aku untuk melakukan hal-hal yang tidak aku tahu. Maafkan aku kalau aku sangat kaku atau jaim dihadapanmu. Semua itu terjadi karena aku malu, aku takut kalau aku akan bersikap konyol dihadapanmu.
Namun sekarang aku sudah bisa menerima semua yang terjadi dengan ikhlas. Kenyataan bahwa kamu memang tidak tahu menahu tentang perasaanku yang sepertinya semakin dalam. Kenyataan bahwa sepertinya semakin jauh saja aku denganmu.
Persetan dengan akhir yang bahagia. Persetan dengan kata 'aku cinta kamu' yang selalu aku tunggu-tunggu untuk keluar dari bibirmu. Persetan dengan harapan bahwa suatu saat nanti kamu akan memberiku boneka, bunga, atau hal-hal manis lainnya.
Semua ini bukan tentang hasil di akhir cerita nantinya. Namun ini lebih tentang setiap momen yang sudah kita lalui bersama dalam proses menuju akhir cerita itu. Dan menurutku, keadaan kita saat ini pun sudah cukup. Dengan melihatmu saja sudah terasa melegakkan, jadi untuk apa berharap sesuatu yang lebih?
Karena terkadang, cinta itu tidak harus memiliki bukan?
Di kamarku - 13.34. Hari ini aku meliburkan diri dan sebal sekali karena aku bangun terlalu pagi. Yang artinya sama saha seperti hari-hari lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar