Rabu, 28 September 2011

Shadow of Love

Seperti bayangan yang selalu mengikuti kemana aku pergi. Begitulah patah hati, selalu mengikuti kemana jatuh cinta pergi. Tidak pernah terpisah. Selalu bersama. Dan dengan jahatnya datang tanpa diminta. Kenapa kalian selalu bersama kalau yang kalian perbuat hanya membuat situasi menjadi semakin buruk? Padahal semuanya dimulai dengan jatuh cinta.

Dulu, setiap melihatmu dan memikirkanmu, aku selalu merasakan perasaan yang meledak-ledak seperti kembang api. Semua nya terlihat benar di mataku. Aku tidak peduli akan sisi burukmu. Padahal teman-temanku sudah menasihatiku bahwa sebaiknya aku memupuk semua perasaan yang mulai tumbuh itu. Dan seketika itu pula, aku menghiraukan perkataan mereka.

Mungkin saat itu aku sedang buta. Semua nya terlihat benar walaupun seharusnya salah. Aku terlalu bahagia sehingga semua nasihat hanya melintas sebentar saja di dalam pikiranku. Aku juga sok tahu. Terlalu yakin bahwa kamu adalah kamu yang aku kenal. Padahal masih banyak lembaran-lembaran sifatmu yang belum aku pelajari.

Kamu memberiku terlalu banyak harapan. Semua itu meyakinkan. Dan saat itu, aku berhasil mempercayainya. Namun ternyata, harapan-harapan yang kamu beri semuanya palsu.

Aku menyesal tidak pernah mendengarkan nasihat-nasihat dari teman-temanku dulu. Aku terlalu bodoh pernah mengharapkanmu untuk menjadi seseorang yang penting untukku. Aku terlalu yakin dengan perasaanku sendiri sampai-sampai aku tidak peduli dengan kenyataan yang sebenarnya. Yang terparah, saat itu aku merasa bahwa aku adalah perempuan yang sangat rapuh, yang dengan tololnya galau selama berminggu-minggu hanya karena kamu masih tetap berada di relung hatiku.

Mungkin ini yang dinamakan patah hati, walau sulit rasanya untuk mengakuinya. Aku tidak mau berlama-lama terpuruk dalam kesedihan. Aku harus membuang bayanganmu jauh-jauh. Serta melupakan semua hal yang bisa mengingatkanku akan namamu. Kamu tidak berhak untuk menempati sedikit pun tempat di hatiku. Karena sepertinya kamu sudah menemukan perempuan lain. Betapa kasihan perempuan itu. Semoga saja dia tidak diberi harapan palsu seperti yang telah aku alami.



Kamu jahat. Kamu sudah aku black list.




Di kamar - 19.44. Aku baru saja sampai rumah. Sore ini aku habiskan dengan makan siang yang telat bersama tman-temanku yang dilanjutkan dengan membakar kalori di senayan. Dan setelah blog ini selesai kutulis, aku ingin bergegas mandi dan belajar untuk ulangan biologi besok. Semangat!!!!

Selasa, 27 September 2011

Kupu-Kupu dan Kembang Api

Dulu, saat di perutku ada kupu-kupu dan kembang api, yang aku rasakan hanya bahagia, seakan semua hal terlihat indah dan sesuai dengan apa yang kusuka. Setiap saat aku tersenyum. Mungkin orang lain akan terheran-heran. Tapi aku tidak peduli. Semua hal aku kerjakan dengan senang hati. Tak peduli hal tersebut merepotkan atau tidak.

Hari-hariku menjadi sangat berwarna. Cuaca nya juga sangat cerah, sesuai dengan suasana hatiku. Dan seakan semuanya sangat maklum dengan apa yang sedang ku alami. Waktu juga ikut campur. Mereka berjalan sangat cepat, seakan tahu bahwa aku sangat sangat menikmati setiap detik yang berlalu. Padahal, aku lebih suka berlama-lama menikmatinya.

Mungkin saat itu aku berubah menjadi orang yang cerewet. Rasanya seperti ada ribuan cerita yang ingin aku bagi bersama teman-temanku. Untungnya, mereka tidak keberatan untuk menampung semua isi otakku. Dan sepertinya aku telah berhutang banyak kepada mereka.

Aku juga suka memikirkannya setiap waktu. Yang aku tahu, aku menjadi sangat melankolis dan bahagia saat memikirkanmu. Hal itu terkadang membuatku menjadi sangat merindukanmu dan ingin bertemu denganmu. Dan dengan hanya memikirkannya saja tidaklah cukup untuk mengobati rasa rindu itu.

Ketika semua rasa itu menyesakki hatikku, yang ingin aku lakukan adalah bercerita kepada seseorang. Namun terkadang, ada banyak hal yang tak bisa aku jelaskan dengan kata-kata. Bulannya aku tidak mempercayai orang yang dengan baik hati mendengarkanku. Karena terkadang, mereka tidak mengerti dan menangkap apa yang aku maksud. Dan pada akhirnya semuanya aku tuangkan dalam bentuk tulisan. Contohnya seperi blog ini. Aku berharap bahwa orang yang membaca akan mengerti apa maksudku.

Saat itu, menulis sangatlah mudah bagiku. Karena saat itu aku sedang merasakan sesuatu yang hebat. Sesuatu yang dapat menyita seluruh waktuku. Sesuatu yang dapat membuatku lupa makan, dan lupa mandi. Sesuatu yang membuatku ingin terlihat cantik dan feminim. Kalau kamu mau tahu, semua itu dulu aku lakukan hanya untuk kamu.

Namun sekarang, hari-hariku terlihat biasa-biasa saja. Semuanya berjalan seperti dulu lagi. Cuaca pun sangat paham dengan isi hatiku. Aku juga tidak cerewet lagi, aku lebih suka berdiam diri dan berkutat dengan pikiranku sendiri. Setiap hal yang aku lakukan terlihat sangat menyusahkan dan tidak selesai-selesai. Seakan waktu tahu bahwa aku tidak menikmati detik demi detik yang berlalu.

Dan hal yang aku sesalkan, sampai sekarang aku masih suka memikirkanmu, namun aku tidak lagi merasakan sesuatu yang hebat itu. Hanya merenungi kejadian-kejadian yang telah kita lewati beberapa waktu dulu. Sekarang semua itu terlihat sia-sia. Aku harus melupakannya secepat mungkin dan mencari seseorang yang lebih baik darimu.



Hatiku kosong....dan di perutku tidak ada kupu-kupu dan kembang api yang dulu dengan riang selalu menyapa ku setiap hari.




Di kamar - 23.19. Di sebelahku, adikku sudah terlelap daritadi dan dia mengorok. Untung saja hal itu tidak menggangguku, karena aku terlalu mengantuk untuk mempermasalahkan hal itu. Jadi lebih baik sekarang aku tidur. Selamat malam XOXO

Senin, 26 September 2011

Geek Party

...Last Friday night, yeah we danced on tabletops...


























Jadi, jumat kemarin, temenku namanya Nadine (berkostum India), bikin 17th birthday party yang temanya Geek. Bertempat di Phoenix Cafe, di daerah Kebayoran Baru.

Semua orang berpakaian seperti kutu buku dan culun. Walaupun ada beberapa yang salah kostum. Aku pakai kemeja kotak-kotak yang luarnya ditambah cardigan hitam. Untuk bawahannya, aku pakai rok bahan rempel warna hitam dan tight hitam juga. Sepatu nya, aku pakai high heels warna cream setinggi 10cm. Terkadang merasa terganggu pakai heels saat loncat-loncat tapi itu bukan masalah besar. Oh iya, aku juga pakai kacamata hitam kesayanganku.

Teman-temanku juga tidak kalah geek. Bahkan, ada yang sangat aneh saking geek-nya. Ini salah satu contohnya:







Namun, walaupun sudah tampil se-geek itu, mereka bukan salah satu dari 3 yang mendapat nominasi ter-geek. Kalau kata teman sebangku-ku, "udah geek banget tapi ga menang, mendingan geek nya biasa aja tapi ga menang!". Dia benar juga kupikir.

Acaranya dimulai dengan pidato singkat dari ibu nya Nadine, yang dilanjutkan tiup lilin, baca doa dan slide show foto-foto Nadine dari bayi sampai sekarang. Lalu, kami dipersilahkan makan. Aku mengambil tempat untuk makan di luar. Seperti biasa, aku juga menghabiskan waktu disana dengan foto-foto dengan teman-temanku.

Setelah makan, kami semua dikumpulkan lagi di ruang utama. Yang terdiri dari, pojokan kecil tempat untuk band, perlatan DJ, sofa-sofa, dan bar. Disana, acara nya diisi dengan band-band, dan pemutaran slide show ucapan Happy Birthday dari teman-teman sekolah. Yang diakhiri dengan dimulainya jedag-jedug. Tanpa aba-aba, semua orang langsung turun ke lantai dansa dan menggoyangkan tubuh mereka seirama dengan musik yang diputar oleh sang DJ. Aku pun tak mau buang waktu dan langsung membaur dengan yang lain.

Kira-kira setengah jam berada disana. Musik dihentikan, dan semua orang kembali ke tempat duduk mereka dan sebagian berkerumun di bar karena kehausan. Ternyata, sang MC mau mengumumkan siapa saja yang menjadi 3 ter-geek. Terasa semua orang sangat penasaran. Begitu pula aku.

Dan yang diumumkan sebagai juara 3 adalah Lia. Aku tidak tahu dia mendapat hadiah apa, karena saat itu kadonya masih terbungkus kertas coklat. Ini dia fotonya.



Juara 2 nya adalah Reyhan. Dia mendapat hadiah DVD Player. Ini dia fotonya.



Dan ternyata yang menjadi juara 1 nya adalah sahabatku sendiri, yaitu Bimo. Dan betapa mengagetkan, ternyata dia mendapat iTouch sebagai hadiahnya. Aku tahu, kalau dia pasti sangat senang. Beruntung sekali. Aku jadi iri. Dan ini dia fotonya.




Dan setelah pengumuman itu, aku pamit pulang. Aku pulang sekitar pukul setengah 12 malam dan baru sampai di rumah jam 1 malam.

Acaranya cukup menyenangkan dan benar-benar me-refresh pikiran dan tubuhku, mengingat minggu ini urusan sekolahku akan sangat padat dan menyibukkan. Dan minggu depan sudah mulai UTS. Jadi kupikir, puas-puaskan dulu karena beberapa minggu ke depan akan menyita waktu sangat banyak dan hanya sedikit waktu untuk bersenang-senang.




DI kamar - 21.36. Akhirnya bisa posting lagi setelah mengerjakan pr Biologi yang segunung. Dan setelah postingan ini selesai, aku mau segera tidur, karena mataku sudah 5 watt. Selamat membaca :)

Menari




Menari nari kita trus menari meski hujan rintik turun
Mengalun ngalun bersama alunan angin malam berpelukan
Denganmu berbagi senyuman
Denganmu

Melayang layang kita trus melayang meski langit tanpa bintang
Mendayu dayu suara daun yang berjatuhan bermesraan
Denganmu mengisi lamunan
Denganmu

Oh lihat kita bertaburan bunga bunga
Kupu kupu saling menyapa mengajak kita
Terbang bersama ke sana, menari nari asmara

Berjalan jalan memecah genangan jejak air rintik hujan
Bergandeng tangan berdua nyanyikan lagu cinta nostalgia
Denganmu menggapai khayalan
Denganmu

Denganmu mengisi lamunan
Denganmu menggapai khayalan
Denganmu bahagia

Hati kita bertaburan bunga bunga
Kupu kupu saling menyapa mengajak kita
Terbang bersama ke sana
Menari di atas sana
Melantunkan lagu cinta
Menari nari asmara


BY: Maliq And D'essentials

Menikmati Cinta





Aku memandang ke kejauhan
Terlihat matahari yang berangsur-angsur menghilang
Meninggalkan langit keemasan yang pecah di garis horizon
Hatiku begitu tenang
Mendengar suara ombak yang saling berkejaran
Serta suara burung-burung yang sedang bermain-main disana
Terasa pasir putih yang lembut di kakiku yang telanjang
Dan angin yang memainkan rambutku
Semuanya begitu indah

Saat itu
Dress polos berwarna putih menggantung di tubuhku
Wajahku polos tanpa make up
Rambutku tergerai seadanya

Diam-diam
Aku menyusupkan tanganku ke dalam tanganmu
Tak dapat digambarkan rasanya
Tanganmu hangat sekali
Kamu menatapku dan merapikan anak-anak rambutk yang berjatuhan di dahiku
Lalu kamu menarikku ke dalam pelukanmu
Aku dapat mendengar detak jantungmu
Serta merasakan hangatnya tubuhmu
Rasanya, semua bebanku terangkat
Dan waktu melambat


Ya Tuhan, jangan pernah pisahkan kami
Aku cinta pria ini


Kamu merangkulku
Lalu mengajakku berjalan-jalan
Kami hanya diam
Hanya suara ombak saja yang terdengar
Seakan semua hal tak perlu diucapkan
Karena kami sama-sama mengerti

Kami menikmati indahnya matahari
Yang dengan cepat bersembunyi di kejauhan
Terlihat laut berwarna orange
Dan sinarnya mengenai kami
Kakiku terasa dingin
Ombaknya mengenai kaki kami

Tak terasa ternyata langit sudah gelap
Dan kami masih disana
Enggan untuk berpisah dengan pantai
Yang dengan baik hati
Bersedia menjadi saksi bisu





Rumah - 15.58. Sambil mendengarkan Menari-nya Maliq and D'essentials. Kurasa cocok untuk menjadi soundtrack ceritaku di atas. Selamat menikmati :)

Bye-Bye

Semua yang telah kita lalui terasa sangat cepat. Sampai-sampai aku tidak sadar kalau ternyata semunya sudah berakhir. Tak banyak yang berubah. Aku bersyukur karena semua itu tidak terlanjur terlalu dalam. Dan tidak terlalu sakit. Rasanya hanya kosong, dan hari-hariku berjalan sangat lambat. Tidak ada kupu-kupu dan kembang api lagi di perutku. Semuanya terasa hampa. Bukan sakit.

Aku masih bisa berdiri tanpamu. Kamu pun begitu. Aku hanya bisa melihatmu tanpa ada sedikit puk keberanian yang muncul untuk mengajakmu berbicara. Kurasa, kita sama-sama berusaha untuk menganggap semua yang telah terjadi bukanlah sesuatu yang penting. Dan berusaha untuk melupakannya secepat mungkin. Dan kembali seperti biasa lagi.

Jangan salahkan aku kalau aku hanya diam saja. Aku sudah tidak mau mengingat semua itu. Karena aku sedang berusaha untuk melupakanmu. Walau terasa sulit. Tapi aku harus bisa. Aku tidak mau jatuh ke lubang yang sama. Aku juga sedikit menyesal pernah menyukaimu. Karena sekarang aku sadar kalau kamu tidak cukup baik untukku.

Aku bersyukur karena aku tidak terlarut dalam kesedihan. Aku bahagia. Aku bersyukur, karena aku punya banyak sahabat yang bisa membuatku tertawa. Dan membuatku lupa akan kamu.




Sekolah - 11.53. Sekarang jam pelajaran english di ruangan 2.08, guru nya tidak ada. Dan aku bersyukur karena aku bisa nulis lagi.
Terlihat, sebagian murid sedang main kartu dan sebagian lagi sedang tidur. Dan azan zuhur sedang berkumandang.

Jumat, 23 September 2011

Mencari dan Menunggu

Aku kembali ke rumah dengan perasaan hampa. Semuanya telah kurelakan pergi. Ke arah yang berlawanan denganku. Aku berjalan ke arah masa depan dan berharap menemukan sesuatu. Sesuatu yang seharusnya sekarang aku miliki. Ternyata memang sulit ditemukan. Padahal aku telah menghabiskan banyak detik, hanya untuk menemukan itu.

Bukannya tidak, tapi belum saja. Buktinya, sampai sekarang aku masih sendiri. Seperti makan dengan sendok tapi tidak ada garpunya. Aku selalu berharap kepada Tuhan supaya aku dipertemukan dengan itu. Di tempat yang tepat, dan di waktu yang tepat juga. Mungkin aku tidak sabar. Tapi aku tidak akan memaksa Tuhan untuk menemukanku dengannya sekarang. Mungkin Tuhan punya rencana lain untukku.


Aku hanya harus lebih bersabar. Dan tetap menunggu, untuk yang terbaik.



Rumah - 15.03. Aku baru saja pulang sekolah dan sebentar lagi aku mau ke salon. Aku ingin cantik di acara ulang tahun temanku nanti malam :)

Malam Ini, Malam Kita

Aku masih sendiri
Duduk bersandar pada sebuah pohon kecil yang rindang
Memandang langit berwarna kuning keemasan
Yang seakan menyihirku
Dan hanya bunga-bunga berwarna-warni ini saja yang menemaniku
Terhampar sepanjang mata memandang
Mereka bergoyang-goyang tertiup angin musim panas
Di kejauhan terlihat beberapa layangan berbagai bentuk sedang terbang
Aku tersenyum memandangnya

Oh, lihat...
Rupanya aku sudah berada disini cukup lama
Langit sudah berubah menjadi gelap
Dan dengan malu-malu para bintang sedang melihatku
Dan tersenyum, diam-diam
Mereka berbisik, "Hai gadis manis, mau kah aku temani sebentar?"
Aku sangat senang, dan
Memberinya senyum termanisku sebagai jawabanku
Tak terasa sudah beberapa menit kami bercengkerama
Mereka sangat ramah

Dan muncullah dia
Dia yang sedari tadi aku tunggu-tunggu
Dia yang aku cari-cari selama ini

Akhirnya kamu datang juga

Aku tergelitik oleh sinarmu
Ujung bibirku terangkat membentuk senyuman jenaka
Seakan rasa kangenku terbang
Terbawa angin malam yang sangat sejuk

Aku tak sabar ingin bercerita kepadamu
Tentang kebaikan bunga-bunga
Keramahan bintang-bintang
Dan keindahan langit sore



Malam ini hanya milik kita



Sekolah - 11.29.

Jam-jam Malas

Aku termenung, duduk di bangku kelas
Dikelilingi teman-teman yang sedang asyik bermain kartu
Headset tergantung di kupingku
Dan dengan indahnya, lagu-lagu bernyanyi untukku
Padahal mereka tidak mengenalku
Aku pun sedang tidak mood untuk melakukan apa pun
Di depan kelas, seseorang sedang menjelaskan sesuatu
Dan hanya baris ke satu dan kedua saja yang terisi
Itu pun bolong-bolong
Dasar anak SMA
Mau seenaknya saja



Sekolah - 11.01. Pelajaran fisika, yang mengajar guru yang sedang PKL jadi tidak terlalu serius, murid-muridnya.

Selasa, 20 September 2011

Ternyata, kita berdua aneh....

Akhir-akhir ini kamu rajin sekali menginjungi pikiranku. Padahal aku sedang berusaha untuk tidak meikirkanmu, sedikit pun. Karena sekarang aku sadar, kamu tidak cukup baik untukku. Aku harus berterima kasih kepada Tuhan karena dia tidak terlambat untuk menyadarkanku. Mungkin Tuhan berkehendak lain. Yah, semoga saja Tuhan cepat-cepat memberikan penggantinya yang jauh lebih baik dan tidak aneh.

Maaf kalo aku bilang seperti itu. Tapi ternyata kamu memang aneh sekali ya. Kamu sering melakukan hal-hal yang membuatku semua orang berbisik-bisik membicarakanmu diam-diam. Dulu, aku tidak terlalu mempusingkan semua itu, karena kupikir itu hanya iseng. Aku selalu membelamu, walaupun hanya di dalam hati. Aku hanya mendengarkan perkataan orang yang mengejekmu dan sama sekali tidak setuju. Namun sekarang aku rasa semua itu bukan sekedar iseng, namun benar-benar aneh.

Aku memang sudah sadar akan hal itu namun entah kenapa masih ada secuil harapan di hatiku. Rasanya sulit sekali untuk membuang bayangan mu jauh-jauh, apalagi karena aku selau bertemu denganmu setiap hari. Aku merasa sangat bodoh dan tentu saja seaneh kamu. Mungkin lebih aneh, karena aku masih mengharapkan orang yang aku anggap aneh. Aku sendiri tidak tahu kemana jalan pikiranku. Setiap saat kamu masih ada disana, di sudut pikiranku. Dan aku tak tahu bagaimana mengusirmu.

Lebih buruknya lagi, aku juga masih suka memperhatikanmu diam-diam. Mungkin kamu tidak sadar, tapi aku juga sering mencoba menarik perhatianmu walaupun kurasa itu tidak termasuk menarik karena aku bukan perempuan yang centil. Orang-orang bilang aku perempuan strong. Kurasa mereka benar.



Akhirnya aku menyimpulkan kalau aku sekarang juga aneh, seperti kamu.





Di kamar - 22.43. Akhirnya postingan ini selesai juga setelah ditunda-tunda karena kesibukan yang tidak mau kompromi. Terdengar suara motor dari luar kamarku, dan rasa kantuk yang semakin menjadi-jadi. Jadi, selamat malam semua.

Senin, 19 September 2011

Dia

Bel pulang sekolah seakan mengingatkan murid-murid yang berada di dalam kelas bahwa sekolah telah usai. Saat itu, dari sudut mataku, aku melihatmnya keluar kelas lebih dulu dari yang lainnya dan terlihat terburu-buru. Mungkin dia kebelet pipis, atau mungkin sudah ditunggu oleh salah satu temannya yang menagih janji makan siang bersama. Dan masih banyak kemungkinan yang mondar-mandir dalam pikiranku. Pada akhirnya mereka semua terlupakan karena aku teringat untuk mengambil barangku yang kutaruh di loker.

Aku melewati pintu kelas dan terlihatlah dia sedang berada diluar kelas, sendirian dan sedang tidak melakukan apa-apa. Yang artinya, terlambat bagiku untuk mengalihkan pandangan mataku darinya, karena dia terlanjur melihatku juga. Hanya beberapa detik sepertinya kami saling menatap, yang terasa sangat lambat. Tak ada alasan lain bagiku untuk tidak jalan terus menuju lokerku yang hanya berjarak 10 meter darinya. Rasa gugup dan takut bercampur menjadi satu di dalam dadaku saat aku dengan susah payah berusaha untuk bersikap sewajarnya ketika melewatinya.

Sesampainya di loker, aku menyelesaikan urusanku dan terperangkap dalam obrolan singkat dengan temanku yang tak sengaja lewat di dekatku. Hanya perasaanku saja atau bukan, aku rasa dia sedang menatapku dari tempatnya berdiri tadi. Dengan sengaja aku memutar tubuhku dengan cepat kearah nya dan benar saja, dia sedang menatapku.

Dan lagi-lagi, aku harus melewatinya lagi untuk menuju ke kelas. Aku sebal sekali karena rasa gugup itu tak kunjung hilang, namun makin bertambah. Alhasil, aku hanya menatap ke arah lain selagi melewatinya. Rasanya, letak kelas ku itu begitu jauh dan lama sekali sampai nya. Akhirnya aku sampai kelas lagi dengan rasa gugup yang masih sangat terasa.

Aku menuju mejaku dan dengan cekatan memasukkan semua barang-barangku ke dalam tas. Setelah semuanya selesai, aku membalikkan tubuhku untuk bergegas pulang, dan tiba-tiba saja dia sudah berada dihadapanku. Belum sempat mengatur napas dan emosiku, dia bertanya kepadaku dengan mudahnya tentang suatu hal yang seharusnya dengan mudah aku jawab pada keadaan normal, namun keadaanku sangat tidak normal untuk menjawab pertanyaan apa pun. Seakan-akan semuanya buram, sunyi, dan hanya ada kami saja disana. Seakan-akan aku membisu seketika dan dengan tergagap menjawab perntanyaan nya itu. Aku tak terlalu ingat apa saja yang aku ucapkan kepada nya, bisa mengatakan 1 kata saja sudah sangat beruntung bagiku. Dan yang terpenting aku tidak terlihat seperti patung dihadapannya. Itu saja yang aku minta kepada Tuhan.

Sepertinya Tuhan tahu kalau aku sangat butuh bantuannya, karena pada waktu yang tepat temanku lewat di dekatku. Rasa gugupku berkurang sedikit. Tanpa pikir panjang, aku menariknya mendekat dan dengan cepat mengulangi pertanyaan nya. Temanku dengan lancar menjawab pertanyaan nya dan langsung mendapat anggukan yang menunjukan bahwa pemilik pertanyaan itu sudah puas dengan jawabannya. Dengan suara serak dan terbata-bata aku berhasil berpamitan dengannya dan dengan perasaan gugup aku berjalan keluar dari kelas, meninggalkannya.

Sepanjang jalan menuruni tangga sekolah, sepertinya dadaku ingin meledak saking kerasnya berdegup. Untung saja temanku yang baik hati itu tidak mendengar sedikit pun bunyinya. Sepertinya, bertruk-truk coklat juga tak akan cukup untuk mengungkapkan rasa terima kasihku. (Mungkin ini lebay, jadi lupakan saja)

Aku tak habis pikir, kenapa semua yang sudah terjadi beberapa saat lalu bisa terjadi kepadaku. Aku juga sudah mengira bahwa efek dari semua itu akan bertahan lama. Buktinya, sepanjang hari itu hanya kejadian itu saja yang berhasil menarik perhatianku. Seakan-akan memang kejadian itu ditakdirkan untuk dipikirkan berkali-kali. Bahkan waktu tidurku pun terganggu.

***

Berdiri beberapa saat dihadapanmu seakan memberitahuku bahwa kamu sangat tinggi, sampai-sampi aku harus mendongakan kepalaku agar bisa menatap matamu. Terlihat sepatu hitam berlist merah sedang kamu pakai saat itu dan untuk kesekian kalinya aku berpendapat bahwa kamu suka warna merah.



Mungkin aku sok tahu, tapi aku juga hobby memperhatikanmu.




Di kamarku - 22.31. Aku sudah berbaring di tempat tidurku yang sangat nyaman ini dan kurasa aku harus menyelesaikan tulisanku ini skrg juga. Dan baru saja selesai, jadi sekarang saatnya aku untuk tidur. Selamat malam.

Kita Bodoh




Aku selalu berpikir kalau sebenarnya kita berdua sangat bodoh. Dan sangat pemalu. Aku dan kamu bersikap bagaikan orang yang tidak saling mengenal, padahal kita sudah berbagi cerita panjang lebar. Kita juga sudah bertukar oleh-oleh lebaran. Kamu memberiku keripik apel dan aku memberimu bakpia rasa coklat. Dan semua itu adalah rahasia kecil antara kita berdua. Kecuali, 5 orang sahabatku yang sudah aku beri tahu. Pertanyaannya, apa ini masih sebuah rahasia kecil?

Kita berdua berada di tempat yang sama, namun hari-hari kita hanya diisi oleh kesunyian dan curi-curi pandang yang terkadang aku lakukan. Mungkin aku terlalu takut untuk menatapmu langsung dan pada akhirnya aku akan bertingkah bodoh di depanmu atau lebih parah nya, mungkin aku akan terlihat sombong karena tidak sedikit pun mau melihatmu. Aku juga tak kalah bingung akan sikapmu yang hanya diam saja seperti itu. Sekarang memang abad 21, namun perempuan tetaplah perempuan, memiliki gengsi setinggi langit untuk memulai duluan. Begitu pula aku. Tidak-kah kau tahu bahwa perempuan lebih suka disapa lebih dulu?

Kalau tidak salah menghitung, sepertinya sudah lewat sebulan sejak pertama kali kita bertukar nomor hp. Kalau kamu mau tahu, saat itu aku senang sekali. Aku masih sangat ingat isi sms pertama darimu. Walau isi nya tidaklah penting, tapi yang terpenting adalah kamu, si pengirim sms itu. Maaf kalau aku sedikit gombal. Dan ya, aku suka menanyaimu tentang PR yang sebenarnya sudah kuketahui sebelumnya. Aku juga suka mencari-cari topik pembicaraan yang menarik agar kamu tidak cepat bosan berbagi cerita denganku. Saat itu sepertinya semahal apa pun tarif sms tidak akan menjadi masalah.

Kamu juga tidak pernah absen dari dalam pikiranku, walaupun aku sedang melakukan hal lain. Saat tidur pun, kamu sering berkunjung ke alam mimpiku dan disana kita bagaikan pasangan sungguhan. Dan aku sangat sebal saat aku terbangun, semuanya hilang. Aku selalu berharap kepada Tuhan, bahwa semua itu nyata dan situasinya berbeda dari kenyataan yang sepertinya tidak memperbolehkan kita bersama.

Namun sepertinya Tuhan tidak mendengar doa ku. Buktinya, sampai sekarang kita tetap diam-diaman dan aku masih suka mencari-cari celah untuk melihatmu. Apa sebenarnya dari awal kamu memang tidak menganggap semua ini spesial? Atau aku nya saja yang terlalu berharap?


Tapi, kenapa kamu membalas sms-sms ku dengan kalimat yang panjang-panjang? Kenapa kamu berbagi cerita denganku? Kenapa kamu mengajakku bertukar oleh-oleh lebaran?



Kenapa kamu memberiku harapan....?




Di kamarku - 20.50

Minggu, 18 September 2011

Situasi

Mungkin semua ini sudah berakhir, terlalu cepat kurasa. Aku sudah bisa membiarkanmu pergi. Dan hanya iPod ku saja yang menemaniku. Aku punya banyak teman, tapi aku terlalu takut untuk bercerita panjang lebar tentangmu. Padahal, nama mu sudah menyesakkan kepalaku dan aku ingin sekali membaginya sedikit saja kepada orang lain, supaya mereka juga tahu apa yang aku rasakan. Tapi rasanya semua itu sulit sekali untuk dilakukan. Aku terperangkap sendiri disini bersama pikiranku.

Ketika seseorang jatuh cinta, pasti orang itu akan mencari tahu sebanyak mungkin tentang orang yang dicintainya, atau dalam masalahku, orang yang aku sukai. Seperti orang bodoh, aku selalu menunggunya muncul di timeline twitterku. Aku akan merasa sedih apabila kamu tidak muncul. Dan rasa gelisah-lah yang pada akhirnya menemaniku. Kamu jahat, lebih jahat dari penjahat mana pun. Kamu membiarkanku hanya diam dan terus-terusan memikirkanmu.

Aku rasa, aku sudah tahu cukup banyak tentangmu. Kamu tidak cukup baik di mata teman-temanku, begitu pula di mataku. Dan itu adalah salah satu penyebab kenapa aku takut memberitahu temanku kalau aku suka kamu.

Mungkin aku juga jahat. Aku takut dibilang macam-macam kalau aku suka kamu. Tapi aku juga tidak mau membencimu. Aku tahu, kamu masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri. Tapi, semua orang nampaknya tidak akan peduli. Dan situasi ini sangat merepotkanku.

Aku selalu berharap kepada Tuhan, andai saja kamu tidak pernah melakukan hal-hal buruk itu dan andai saja teman-temanku bisa menerimamu apa adanya. Dan hal terpenting dari semua itu adalah andai saja aku punya keberanian untuk tidak memedulikan apa kata orang.

Tapi pada akhirnya, aku-lah yang kalah. Aku tidak bisa bertahan dalam memperjuangkanmu. Aku terlalu munafik. Dan dengan rela membiarkanmu pergi, meninggalkanku disini.


Andai saja....situasi nya berbeda, pasti kita bisa bersama. Aku yakin. Kamu juga yakin kan?



Sekolah - 08.00. Masih pelajaran fisika yang lama-kelamaan semakin membuatku mengantuk. Sepertinya seseorang disampingku semakin nyenyak sekali. Dan aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh seseorang di depan kelas.

....Tuhan, aku ingin jatuh cinta lagi....




Aku rasa, perkataan perempuan sore benar. Setelah merasakan patah hati, pasti yang diinginkan setelahnya adalah merasakan jatuh cinta lagi. Sepertinya, itulah yang sedang aku rasakan. Rasanya seperti menginginkan sesuatu yang baru untuk menghapus bekas-bekas coretan yang pernah kamu tulis di dalam hatiku. Seperti sepatu lusuh yang sol nya sudah lepas, dan buru-buru ingin ditambal supaya bisa dipakai lagi.Karena, aku akan sedih kalau sepatu lusuh itu hanya teronggok rusak disana.

Aku tidak tahu apakah waktu itu yang dinamakan cinta atau bukan. Aku tidak mau tahu. Karena yang aku rasakan adalah sebuah rasa yang mengalir dengan tenang dan aku tidak tahu kemana rasa itu mengarah. Tapi rasanya seperti ada sesuatu di dadaku yang membuatku gugup. Yang kutahu, aku hanya ingin bertemu denganmu terus-terusan.

Aku tidak tahu kamu merasakannya juga atau tidak. Aku tidak memaksa kok. Itu hakmu. Tapi, jika kamu tahu perasaanku, aku mohon jangan berpura-pura kalau kamu tidak tahu. Jika kamu merasakan hal yang sama, mungkin aku harus berterima kasih kepada Tuhan. Karena selama ini aku selalu memintanya untuk memberitahumu kalau aku suka kamu.

Mungkin semua itu hanya khayalanku saja. Karena sekarang kamu sudah pergi terlalu jauh dan aku terlalu sulit untuk mengejarmu. Aku tidak menyesal. Aku juga tidak menyalahkan Tuhan. Lagi-lagi, itu hakmu. Hanya saja, sekarang hatiku kosong. Rasanya sangat plain seperti yoghurt.

Dan semua itu membuatku ingin jatuh cinta lagi dan lagi, agar rasa kosong dan plain itu cepat hilang, dan pergi bersama dengan langkah kakimu yang semakin menjauh.



....Terima kasih banyak sudah mengunjungi hatiku.....





Sekolah - 07.45. Tepatnya saat pelajaran fisika yang sangat membosankan dan sulit dimengerti. Terlihat seseorang disampingku sudah pergi ke alam mimpi. Dan sepertinya hanya sebagian orang di kelasku yang benar-benar memperhatikan.