Minggu, 30 Oktober 2011

Sang Langit

Sekarang, tidak ada lagi cerita antara aku dan kamu. Tidak ada lagi harapan-harapan yang aku gantungkan di langit. Karena sepertinya, langit tidak menginzinkan. Langit bilang, kamu tidak cukup baik untukku dan aku hanya akan terluka jika tetap menggantungkan harapan-harapan itu. Langit benar dan tak ada alasan lain untuk menyangkalnya. Tapi....apa aku akan lebih bahagia bila hanya menatapmu dari belakang? Oh langit.....jawablah pertanyaanku.

Mungkin saat ini hanya langit yang mengerti perasaanku. Dia menangis hampir setiap hari, seakan tahu apa yang sedang aku perjuangkan di dalam hatiku. Bukan berarti aku juga menangis. Bahkan yang aku rasakan lebih dari itu, aku tidak bisa menangis. Hanya sesak yang aku rasakan. Dan aku selalu mencari cara untuk melepas rasa itu. Mungkin kalau rasa itu bisa dilepas dari hatiku, aku akan langsung membuangnya ke tong sampah. Berharap setelah itu semua akan kembali seperti biasa dan hanya perasaan bahagia yang mengisinya kembali.

Seperti nya itu semua hanya sebuah hayalan. Karena saat ini perasaan itu masih betah tinggal didalam hatiku. Hari-hariku pun kelabu seperti langit akhir-akhir ini. Aku tidak benci langit yang berwarna kelabu, hanya saja suasana mendung dan wangi hujan yang membuatku merasa sendiri. Mungkin untuk yang satu ini aku tidak terlalu mempermasalahkannya. Aku masih bisa menikmatinya dengan secangkir kopi dan sebuah novel terjemahan yang dengan baik hati menemaniku dalam kesunyian.

Hujan pun turun. Langit menjadi sangat cengeng. Dan aku menjadi sangat melankolis dibuatnya. Termenung dan diam saja. Sambil menghirup wangi tanah yang terkena hujan yang seenaknya menerobos masuk ke kamarku. Baiknya kelewatan. Semua itu lucu dan menenangkan. Namun tiba-tiba aku terjebak dalam nostalgia. Aku terbawa ke masa-masa dimana masih ada cerita antara aku dan kamu. Membandingkannya dengan keadaan saat ini yang sangat berbeda.



Ternyata selama ini langit mencoba menyadarkanku dan membawaku keluar dari lubang kesedihan. Langit terus-menerus menasihatiku dan menghiburku. Aku tak mengira kalau langit akan sebaik itu. Dan baru saja langit membisikkan sesuatu kepadaku, dia bilang "Hai Gadis Manis, kamu harus menjadi dirimu sendiri dan tampil dengan secantik dan semenawan mungkin, agar seseorang yang telah menyianyiakanmu sadar kalau dia telah melepas perempuan yang sangat berharga...".



Rumah - 13.40. Aku hanya bermalas-malasan saja di rumah karena aku terlalu malas untuk menyentuh tugas sekolah yang segunung dan terlalu malas untuk berjalan kemana-mana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar