Aku berada di suatu tempat, dimana aku harus berpikir dan merenungkan setiap hal yang akan aku lakukan selanjutnya. Sebelumnya, aku mengira ini akan dengan mudah terlewati. Namun aku salah. Aku terjebak diantara 2 hal terpenting dalam hidupku. Aku harus memilih dan dengan segera menjatuhkan pilihan. Aku tidak boleh salah.
Aku sadar bahwa aku sedang berhenti di suatu persimpangan jalan. Kalau kamu mau tahu, aku sedang bingung. Di depanku terbentang dua jalan yang saling bertolak belakang. Aku tahu mereka akan menuju kemana. Keduanya sama-sama penting bagiku. Namun aku hanya boleh memilih salah satunya.
Di sebelah kanan ku, terbentang jalan menuju tempat dimana hal-hal yang aku sukai berada. Aku tahu, aku akan sangat bahagia bila kesana. Hari-hariku akan dengan ringan kulewati. Karena semua itu adalah passion-ku, dan aku sangat mencintai nya. Aku dapat membayangkan masa depan yang selama ini aku inginkan terwujud.
Sedangkan di sebelah kiriku, terbentang jalan menuju masa depan yang dinginkan kedua orang tuaku. Mungkin aku akan membuat mereka sangat bangga padaku dan bahagia apabila aku memilih jalan itu. Tapi aku tidak yakin bahwa aku akan dengan mudah menjalaninya. Karena semua itu bukanlah hal utama yang aku inginkan.
Aku masih berada diujung jalan itu. Banyak hal muncul didalam pikiranku, seakan mereka sedang merayuku. Aku semakin bingung dibuatnya. Serta banyak perasaan berkecamuk didalam hatiku, yang menyuruhku untuk segera memilih.
Aku tahu, aku akan sangat jahat dan egois apabila aku memilih jalan di sebelah kananku. Kedua orangtua ku akan sangat kecewa, walaupun kuyakin mereka tidak akan dengan terang-terangan memperlihatkannya. Namun, aku aku akan sangat bahagia.
Namun bila aku memilih jalan disebelah kiriku, aku akan membuat kedua orangtuaku sangat bahagia. Aku tahu bahwa itu semua adalah impian terbesar mereka untuk melihatku menjadi seseorang yang mereka inginkan di masa depan. Karena dengan begitu, keluargaku akan dipandang lebih tinggi oleh orang lain. Namun tetap saja, itu semua bukanlah keinginan utamaku. Aku tidak yakin apa aku bisa bahagia.
Aku masih berada di tikungan itu, yang lama-kelamaan semakin sepi dan sunyi. Dan tiba-tiba saja dari dalam hatiku terdengan suara, "Sekarang begini saja, kamu mau membahagiakan kedua orang tuamu atau menggapai cita-citamu?". Mungkin lebih baik aku tetap tinggal lebih lama lagi di tikungan itu untuk memikirkan dan memahami pertanyaan itu.
....Ya Allah, tuntunlah aku ke jalan yang benar, ke jalan yang dapat menuntunku kepada kesuksesan di masa depan. Dan tentunya ke jalan yang engaku ridhoi. Kemana pun itu, kuharap itu adalah jalan yang terbaik untukku. Ya Allah, untuk kali ini, tolong dengarkanlah doaku. Terima kasih....
Di kamar - 23.22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar