Sabtu, 07 April 2012

Diantara Aku Dan Kamu

Setapak demi setapak jalan telah kita lewati. Tempat asal kita pun sudah tak terlihat lagi rupa nya, mungkin hanya kenangan yang tertinggal di dalam pelosok-pelosok pikiran kita, aku, atau kamu. Hanya dapat diingat, dicela, dimaki, ditertawai. Terkadang berhasil membuat semburat warna merah muda di kedua pipi dan lengkungan tipis di bibir. Manis, asam, pahit menemani setiap potret kenangan itu.

Dan sekarang sudah saatnya jejak langkah itu kita hapus. Sudah terlalu lama mereka berdiam disana tanpa kepastian akan datangnya hujan. Namun bagaimana caranya? Mereka terlanjur berkerak. Kalaupun berhasil terhapus pasti akan meninggalkan bekas. Lalu siapa yang harus aku salahkan? Kamu, aku, kita atau hujan?

Ya.... mungkin dalam hal ini tidak ada yang salah. Kita hanya kurang beruntung, karena berada pada waktu dan situasi yang tidak tepat. Ya.... mungkin memang tidak sepantasnya aku berkali-kali menyebutkan kata 'kita' ketika memang tidak ada 'kita'. Namun aku suka sekali dengan kata itu, walaupun hanya disini aku berani berulang kali menyebutnya. Kita, kita, kita. Sebuah kalimat yang selalu aku harapkan, dulu. Sebuah kalimat yang selalu aku sebut-sebut dalam ceritaku. Sebuah kalimat yang selalu hadir dalam setiap doaku.

Semua itu telah berakhir, jauh sebelum semuanya dimulai. Terasa menohok memang, karena ya.... tidak seperti yang aku impikan. Memalukan. Rasanya ingin memakai topeng badak setiap bertemu kamu. Dan sekarang setiap aku teringat akan semua itu, seperti ada suara yang berasal dari dalam kepalaku yang mengatakan "Aaaa bego, tolol, aaaaaa...!!!!!". Jujur, kalimat itulah yang selalu keluar.

Semua itu memang terlalu dalam makna nya. Bahkan jauh dari makna Cinta. Hangat, bersahabat, dan terbuka. Beberapa kesan yang kutangkap darimu. Bahkan terkadang aku suka menganggapmu sebagai kakakku. Inti dari semuanya adalah aku nyaman dan kamu satu-satunya yang pernah sebegitu 'ngena' dalam kehidupan bersosial-ku. Ehem aku harap kamu mengerti.

Namun aku bingung sebenarnya ada apa diantara kita. Kita tidak pernah membicarakan semua yang terjadi. Kamu menceritakan kehidupanmu, aku pun begitu, namun ketika bertemu langsung seakan-akan tidak ada yang pernah terjadi. Kita saling bertatapan tak sengaja, namun ketika berpapasan kita saling buang muka. Rasanya ingin teriak "WOOYY SEBENERNYA ADA APA SIH SAMA KITA???" di depan mukamu tapi.... tidak mungkin karena semua itu hanya ada dalam imajinasiku. Ya.... kita (pernah) punya cerita.

Dan kalau pun kamu sekarang sedang membaca ini. Kalau. Aku cuma ingin kamu berpikir kalau aku memiliki keluarga, sahabat, teman, kehidupan dan masa depan yang jauuuuhhh lebih bermakna dan berharga. Kamu hanyalah masa lalu. Terima kasih atas ketidakpastian itu, karena hal itu telah mengajariku kata 'ikhlas'.

Terima kasih Tuhan, kau sangat baik. Kau memberiku jalan lain yang menuntunku kepada kebenaran. Bukan kepada keinginan yang sangat aku damba-dambakan ketika masih banyak hal lain yang lebih penting. Dan.... hey jejak, pergilah yang jauh serta bawalah kerak-kerak itu bersamamu. Kalau bisa beritahu dia kalau aku bahagia.



Di kamarku - 00.00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar