Jumat, 20 Januari 2012

Coretan Kusut

Kisah kita itu bisa diibaratkan seperti coretan kusut yang tak jelas pola nya. Dilihat dari berbagai sudut pun aku juga belum mengerti maksudnya. Haruskah aku meminta tolong kepadamu untuk menjelaskan maksudnya? Ah... namun sepertinya kamu juga tidak mengerti. Kita memang bodoh. Sama-sama terjerat dalam kusutnya coretan itu. Namun beda nya, aku cukup menikmati rasa berbelit itu. Karena kurasa kamu sangat tidak peduli akan apa yang sedang menimpamu. Kamu itu terbuat dari apa sih? Bukan besi ataupun kristal. Tapi anehnya, aku selalu menilaimu seperti itu.

Seperti coretan kusut yang tak terlihat ujungnya, aku tersesat dalam lilitannya. Seperti sedang bermain di dalam labirin, yang tak jelas kemana tujuannya. Aku hanya mengikuti kemana arah angin berhembus, tidak memiliki pendirian yang cukup teguh. Suatu saat aku sudah hampir sampai di ujung labirin itu, namun seketika aku memutuskan untuk berbalik arah, karena aku merasa disanalah seharusnya aku berada. Namun aku sadar bahwa itu salah. Kesalahan yang berhasil menyeretku lebih jauh dalam lilitan itu. Semua ini sebuah teka-teki yang membuatku selalu kebingungan. Tidak tahu menahu akan arah, akan kebenaran.

Sia-sia saja. Perasaan tersesat itu sudah tak terasa lagi. Mati rasa. Aku telah bersahabat dengan mereka. Menikmati setiap potret kehidupan yang berlalu lalang dihadapanku. Membiarkan apa yang terjadi, terjadi. Tak peduli itu menyenangkan atau menyakitkan. Letih. Bisa dibilang memang semua ini membuatku capai, namun lagi-lagi aku sudah bersahabat dengannya.

Semua ini adalah coretan kusut yang telah engkau mulai. Dan sampai detik ini pun belum berakhir bagiku. Kalau memang aku menginginkan coretan itu berhenti, aku harap kamu yang mengakhirinya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar